Saturday, October 23, 2004

Gedung DPRD Pekalongan Ambruk

Reporter: Triono Wahyu Sudibyo

detikcom - Pekalongan, Pelantikan Ketua DPRD Pekalongan terpaksa dipindah ke tempat lain. Pasalnya tanpa sebab yang jelas, gedung DPRD Pekalongan tiba-tiba ambruk.

Menurut beberapa keterangan saksi mata yang berhasil dihimpun detikcom, gedung yang berada di Jl. Mataram, Pekalongan, Jawa Tengah itu ambruk sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu (23/10/2004). Sebelumnya tidak ada gejala-gelaja awal akan ambrolnya gedung itu. Mendadak saja, gedung itu luluh sendiri.

Di beberapa tembok gedung yang terdiri dari ruangan rapat paripurna, ruang Fraksi, dan lain-lain itu terlihat pecahan atau bongkahan tembok. Sementara,
sebagian besar kursi dan segala perabotannya berserakan dan jatuh ke tanah.

Hingga pagi tadi, ambrolnya kantor wakil rakyat seluas 50 meter kali 50 meter itu menjadi tontonan warga sekitar. Beberapa anggota DPRD juga tampak melihat-lihat. Seakan-akan mereka tak percaya kalau gedung yang baru selesai
direnovasi itu bisa ambrol dalam sekejap.

Menurut rencana, gedung yang dibangun dengan dana senilai 224.449 juta rupiah itu akan digunakan pelantikan Ketua DPRD Pekalongan Sholahudin nanti malam, (23/10). Tapi karena gedung terlanjur luluh lantak, maka acara itu dipindah di Gedung Wanita Pekalongan yang jaraknya sekitar 200 meter dari gedung DPRD.

Beberapa spekulasi muncul atas ambrolnya gedung yang dibangun oleh CV Dian Permata Pekalongan itu. Di antaranya, tidak kuatnya pondasi akibat adanya
penggunaan genteng. Karena, sebelumnya gedung itu hanya beratap asbes.

"Mungkin juga karena konstruksi bangunan sendiri yang jelek. Misalnya, bahan
bangunan yang tidak sesuai dengan standar. Jadi bisa seperti ini. Harusnya CV yang menanggung proyeknya yang tahu," tutur salah seorang saksi mata yang enggan disebut namanya ketika dihubungi via ponselnya.

Untuk mendeteksi penyebab ambrolnya gedung, para wakil rakyat dan pihak CV sepakat mengundang ahli konstruksi bangunan dari Universitas Diponegoro
(Undip) Semarang. Tim itu akan meneliti sejauh mana validitas pekulasi-spekulasi yang berkembang. Hingga kini, mereka masih terus bekerja.(djo)


0 Comments:

Post a Comment

<< Home