Marinir Mengamuk, Satu Warga Tewas
Kamis, 26 Agustus 2004 | 19:41 WIB
TEMPO Interaktif, Bandar Lampung:Satu truk anggota marinir dari Batalyon 9 Lampung Selatan menyerang warga Desa Gebang, Kecamatan Padang Cermin, Lampung Selatan yang sedang asyik mendengarkan hiburan organ tunggal, Rabu (25/8) malam.
Akibatnya, satu orang warga tewas dan tujuh lainnya luka-luka. Hingga Kamis (26/8) petang, korban luka masih dirawat di Rumah Sakit Abdul Muluk (RSUAM) dan Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung.
Menurut Suwito, tokoh masyarakat Desa Gebang, saat itu warga desa sedang menikmati hiburan organ tunggal, sambil menunggu penyerahan piala pada para pemenang lomba dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-59. "Tiba-tiba pasukan marinir itu langsung memukul dan menusuk warga yang ada di dekat mereka," ujar Suwito, yang juga ketua panitia peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Warga yang panik tidak bisa melakukan perlawanan. Apalagi anggota marinir yang berpakaian preman itu mengancam akan meledakkan granat, bila warga melawan.
Seorang korban bernama Mugiono, 26 tahun, ditemukan aparat kepolisian di pinggir jalan dengan lima luka tusukan di kaki kiri. Korban kemudian meninggal di RSUAM. Tujuh korban lainnya adalah Darsono, Zuhri Himanto, Hafifi, Noveni Solihin, Cahyo, Rohim, dan anggota Koramil setempat, Kopral Kepala Nuzulman. Hampir semua korban menderita luka tusukan.
Anggota marinir juga merusak dua buah sepeda motor milik warga. Sebuah sepeda motor dan granat milik anggota marinir tertinggal di lokasi.
Suwito mengungkapkan, kejadian itu diduga merupakan buntut keributan antara anggota marinir dengan sejumlah warga Desa Gebang, pada Selasa (24/8) malam.
TEMPO Interaktif, Bandar Lampung:Satu truk anggota marinir dari Batalyon 9 Lampung Selatan menyerang warga Desa Gebang, Kecamatan Padang Cermin, Lampung Selatan yang sedang asyik mendengarkan hiburan organ tunggal, Rabu (25/8) malam.
Akibatnya, satu orang warga tewas dan tujuh lainnya luka-luka. Hingga Kamis (26/8) petang, korban luka masih dirawat di Rumah Sakit Abdul Muluk (RSUAM) dan Rumah Sakit Bumi Waras Bandar Lampung.
Menurut Suwito, tokoh masyarakat Desa Gebang, saat itu warga desa sedang menikmati hiburan organ tunggal, sambil menunggu penyerahan piala pada para pemenang lomba dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-59. "Tiba-tiba pasukan marinir itu langsung memukul dan menusuk warga yang ada di dekat mereka," ujar Suwito, yang juga ketua panitia peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Warga yang panik tidak bisa melakukan perlawanan. Apalagi anggota marinir yang berpakaian preman itu mengancam akan meledakkan granat, bila warga melawan.
Seorang korban bernama Mugiono, 26 tahun, ditemukan aparat kepolisian di pinggir jalan dengan lima luka tusukan di kaki kiri. Korban kemudian meninggal di RSUAM. Tujuh korban lainnya adalah Darsono, Zuhri Himanto, Hafifi, Noveni Solihin, Cahyo, Rohim, dan anggota Koramil setempat, Kopral Kepala Nuzulman. Hampir semua korban menderita luka tusukan.
Anggota marinir juga merusak dua buah sepeda motor milik warga. Sebuah sepeda motor dan granat milik anggota marinir tertinggal di lokasi.
Suwito mengungkapkan, kejadian itu diduga merupakan buntut keributan antara anggota marinir dengan sejumlah warga Desa Gebang, pada Selasa (24/8) malam.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home